Bolaang Mongondow Timur (Boltim) – Baru-baru ini, pernyataan yang disampaikan oleh Toni Olola, salah satu anggota Tim Media Center pasangan calon (paslon) nomor urut 2, ARUS (Alul Rusmin), menuai perhatian. Informasi yang ia paparkan mengenai hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) Boltim pada 27 November 2024 disoroti karena sejumlah perbedaan data yang mencolok dibandingkan dengan data resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boltim.
Dalam rilis yang disampaikan, Toni Olola menyebutkan bahwa paslon ARUS meraih suara terbanyak dengan perolehan 26.626 suara, sedangkan paslon nomor urut 1, ORAS (Oppo Argo), hanya mendapatkan 25.426 suara. Namun, klaim ini disertai dengan ketidaksesuaian pada data teknis, khususnya jumlah tempat pemungutan suara (TPS) di berbagai kecamatan, jika dibandingkan dengan data resmi KPU.
Berikut adalah beberapa perbedaan signifikan yang ditemukan
- Kecamatan Kotabunan
– Data versi ARUS: 20 TPS
– Data KPU: 29 TPS
- Kecamatan Modayag Barat
– Data versi ARUS: 13 TPS
– Data KPU: 20 TPS
- Kecamatan Mooat
– Data versi ARUS: 15 TPS
– Data KPU: 13 TPS
- Kecamatan Motongkad
– Data versi ARUS: 19 TPS
– Data KPU: 15 TPS
- Kecamatan Nuangan
– Data versi ARUS: 25 TPS
– Data KPU: 19 TPS
- Kecamatan Tutuyan
– Data versi ARUS: 29 TPS
– Data KPU: 25 TPS
Perbedaan mencolok dalam jumlah TPS ini memunculkan dugaan bahwa data yang disampaikan oleh Toni Olola kurang valid atau bahkan keliru. Jika data teknis seperti jumlah TPS saja tidak sesuai, maka klaim kemenangan ARUS yang didasarkan pada data tersebut pun patut diragukan.
Selain itu, pihak paslon nomor urut 1, ORAS, sebelumnya telah memaparkan hasil real count yang menunjukkan mereka unggul dengan perolehan 27.774 suara (52,61 persen), berbanding 25.020 suara (47,39 persen) untuk ARUS. Data ini dikumpulkan langsung oleh tim TPK ORAS dari 150 TPS yang tersebar di tujuh kecamatan.
Dalam setiap pemilihan umum, kredibilitas data menjadi hal yang sangat krusial. Ketidaksesuaian data yang mencolok seperti yang disampaikan oleh Tim Media Center ARUS tidak hanya merusak kepercayaan publik, tetapi juga dapat memicu kebingungan dan konflik di masyarakat.
Hingga saat ini, KPU Boltim sebagai lembaga resmi penyelenggara pemilu belum mengumumkan hasil rekapitulasi final. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menunggu pengumuman resmi dan tidak terpengaruh oleh klaim sepihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Pihak ORAS, melalui tim media center fadli mamonto SE, meminta seluruh pihak, termasuk media, untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi. “Kami mendukung proses demokrasi yang transparan dan jujur. Namun, segala bentuk klaim tanpa dasar hanya akan mencederai demokrasi yang kita bangun bersama,” .
Ketidaksesuaian data yang disampaikan oleh Tim Media Center ARUS menimbulkan pertanyaan besar mengenai keabsahan klaim mereka. Untuk itu, penting bagi semua pihak untuk mengedepankan transparansi dan fakta yang didukung data resmi, demi menjaga stabilitas dan kepercayaan masyarakat pada proses demokrasi.
(DP)