Kabar Jurnalis Com–Pemerintah Desa Sekar Biru menerima bantuan Sarana Akses Digital Titik Baca dari Perpustakaan Republik Indonesia (RI), untuk Perpustakaan Aek Biru. Senin 02 Desember 2024, di Balai Desa Setempat.
Bantuan dari Perpustakaan RI langsung diterima oleh Kepala Desa Sekar Biru Munarfarzah atau Bang Bonar, didampingi ketua PKK Suti Asih, bersama pengelola Perpustakaan Desanya.
Bonar mengatakan bantuan tersebut sangat berguna untuk meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat, dan membuat inovasi baru yakni Titik Baca Akses Digital.
Bonar juga menjelaskan. Titik baca digital merupakan layanan perpustakaan berbasis digital yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat untuk mengakses buku bacaan. Karena hanya dengan mengakses barcode, masyarakat dapat langsung terkoneksi dengan koleksi buku-buku digital yang disediakan.
“Untuk cara mengaksesnya cukup mudah yaitu dengan scan barcode melalui HP di titik baca digital, nanti masyarakat sudah bisa mengakses buku digital yang tersedia dengan jarak baca 200 meter” terang Bonar.
Dijelaskan bahwa, tujuan utama titik baca digital adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat, karena masyarakat Desa khususnya Desa Sekar Biru minat bacanya masih perlu ditingkatkan. Sehingga diharapkan dengan adanya titik baca ini masyarakat lebih tertarik untuk membaca tanpa harus datang ke Perpustakaan.
“Dengan adanya titik baca digital ini kami ingin mengajak masyarakat untuk gemar membaca dengan cara nyaman dan santai,” ujar Bonar.
Launching titik baca digital dilaksanakan bersamaan dengan acara sosialisasi akreditasi perpustakaan Desa sesuai standar nasional perpustakaan dan penyerahan sertifikat akreditasi yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia kepada Desa.
“Minat baca masyarakat di Daerah kita sudah tinggi, termasuk anak-anak itu sungguh luar biasa, tetapi masih memerlukan dukungan bahan bacaan yang saat ini belum terdistribusi dengan baik, karena minat baca kita itu tinggi, yang belum merata hanyalah ketersediaan bahan bacaan dan sarana baca ,” tutur Bonar.
Bonar juga berharap, melalui berbagai transformasi yang dilakukan, perpustakaan tidak lagi hanya sebagai ruang baca, tetapi juga ruang bagi komunitas untuk berkarya, berbagi pengetahuan, hingga nantinya mewujudkan bangsa yang berhasil meraih tingkatan literasi tertinggi, yakni memanfaatkan bahan bacaan sebagai sarana untuk memproduksi barang dan jasa.
“Selain peningkatan kapasitas dan infrastruktur, perpustakaan desa kini juga diberikan berbagai fasilitas yang mendukung agar masyarakat bisa beraktivitas di sana, tidak hanya untuk membaca, bisa juga untuk kegiatan-kegiatan pendidikan anak usia dini, pengajian, bahkan jual-beli bagi UMKM sebagai dampak positif dari TPBIS,” pungkasnya. (Red).