TUTUYAN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara, menggelar pelatihan dasar Search and Rescue (SAR) bagi masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta pemahaman warga dalam menghadapi situasi darurat dan bencana.
Pelatihan dilaksanakan pada Selasa, 17 Juni 2025, bertempat di Kantor Kecamatan Tutuyan. Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten I Setda Boltim Hendra Tanggel, Camat Tutuyan Ruswenangsih Potabuga, para kepala desa, masyarakat Kecamatan Tutuyan, serta Kepala BPBD Boltim, Fitra Damopolii, S.IP.
Dalam sambutannya, Hendra Tanggel menyampaikan permohonan maaf dari Bupati Boltim Oskar Manoppo yang berhalangan hadir karena harus menghadiri agenda penting lainnya di waktu yang bersamaan.
“Saya sampaikan permohonan maaf dari Bapak Bupati karena tidak dapat hadir dalam kegiatan ini. Pada waktu yang sama, beliau tengah menjalankan agenda penting di tempat lain,” ujar Hendra saat membuka acara secara resmi.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Basarnas Kotamobagu, yaitu Sunandar Sadam Polii, yang menjabat sebagai Rescue Terampil. Ia memaparkan secara menyeluruh peran, fungsi, dan metode kerja tim SAR, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan serta regulasi teknis dari SAR.
Menurut Sunandar, tugas utama SAR adalah melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban yang mengalami musibah atau kondisi darurat, baik di laut, sungai, gunung, hutan, maupun wilayah bencana lainnya.
Ia juga menjelaskan beberapa tahapan penting dalam prosedur SAR yang perlu dipahami oleh peserta, antara lain:
Tahap Deteksi
Mendeteksi adanya kejadian darurat melalui laporan masyarakat, instansi terkait, atau sistem pemantauan resmi.
Tahap Lokalisasi dan Identifikasi Korban
Menentukan lokasi kejadian serta memverifikasi jumlah dan kondisi korban.
Tahap Pencarian
Menggunakan berbagai teknik pencarian, seperti formasi barisan, penyisiran area dengan kompas, pemanfaatan drone, hingga pelacakan di medan ekstrem.
Tahap Pertolongan dan Evakuasi
Memberikan pertolongan pertama, menstabilkan kondisi korban, dan mengevakuasi ke tempat aman atau rumah sakit.
Tahap Penutupan Operasi SAR
Operasi SAR dinyatakan selesai secara resmi oleh Komandan Misi setelah seluruh korban ditemukan atau tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan.
Pelatihan ini tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga dilengkapi dengan simulasi lapangan. Hal ini memungkinkan peserta untuk mempraktikkan langsung teknik pertolongan dan penyelamatan sesuai dengan prosedur resmi Basarnas.
Kepala BPBD Boltim, Fitra Damopolii, S.IP, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam memperkuat peran masyarakat sebagai garda terdepan saat bencana terjadi.
“Kami berharap masyarakat bisa menjadi responden pertama saat bencana terjadi. Tindakan cepat di awal sangat menentukan keselamatan korban. Karena itu, pelatihan seperti ini sangat penting agar warga tahu langkah apa yang harus dilakukan sebelum tim SAR resmi tiba,” ujarnya saat di wawancarai usai kegiatan.
Fitra juga menekankan bahwa pelatihan ini bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana.
“Kegiatan ini memberikan pendidikan dan pemahaman bagi masyarakat agar lebih sadar akan potensi bahaya di sekitar mereka. Ini bertujuan untuk meminimalkan kerugian, baik jiwa maupun harta benda,” tambahnya.
Lebih lanjut, Fitra menyampaikan pentingnya membangun pola pikir waspada sebelum bencana terjadi, bukan setelahnya.
“Pelatihan ini kami gelar agar masyarakat memiliki kesadaran kritis atas ancaman bencana. Jangan sampai ketika sudah terjadi bencana baru sadar bahwa dampaknya bisa sangat besar. Inilah yang sering terjadi di tengah masyarakat, dan itu yang ingin kami ubah,” tutupnya.
(Donal)
